8 Destinasi Wisata Non Pendakian di Gunung Rinjani Dibuka 7 Juli 2020

Gunung Rinjani Dibuka 7 Juli 2020

06/07/2020, 23:23 WIB

Mataram-Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) merupakan salah satu destinasi wisata primadona di NTB. Setelah sebelumnya terdampak gempa di tahun 2018 dan kebakaran hutan tahun 2019, TNGR kembali ditempa dampak Pandemi Covid-19. Namun, angin segar sedikit berhembus di pertengahan tahun 2020 ini.

Setelah ditutup sejak diberlakukannya pembatasan, kini TNGR kembali dibuka untuk wisatawan lokal dan mancanegara. Dari 13 destinasi wisata non pendakian dan 5 wisata pendakian di tiga kabupaten (Lombok Timur, Lombok Utara, dan Lombok Tengah), hanya 8 destinasi wisata non pendakian yang dibuka.

Dedy menambahkan, berdasarkan arahan Dirjen KSDAE dan koordinasi dengan pemda, diputuskan akan dilakukan reaktivasi tahap I, kegiatan wisata alam di TN Gunung Rinjani dengan kuota 30 persen dari kunjungan normal. “Untuk tahap I, kami buka delapan destinasi wisata alam non pendakian dengan kuota 30 persen,” ujar Dedy. Kuota kunjungan per hari pada delapan destinasi non pendakian tersebut yaitu, Otok Kokok Joben (Joben Eco Park) sebanyak 227 pengunjung, Air Terjun Jeruk Manis sebanyak 180 pengunjung, Gunung Kukus sebanyak 90 pengunjung. Kemudian, Air Terjun Mayung Polak sebanyak 60 pengunjung, Sebau 22 pengunjung, Telaga Biru 84 pengunjung, Savana Propok 150 pengunjung dan Mangku Sakti 90 pengunjung.

TNGR akan menerapkan protokol Covid-19 yang ketat terhadap para wisatawan mulai pintu masuk, saat di lokasi wisata, maupun saat ke luar pintu wisata. Wisatawan diwajibkan menggunakan masker, membawa handsantizer/sabun cair, trash bag, menjaga jarak minimal satu meter, membawa surat keterangan bebas Covid-19 (untuk yang dari luar Provinsi NTB) atau bebas gejala influensa (influenza-like illness) untuk yang berasal dari pulau Lombok.

Jam kunjungan dan pelayanan pun dibatasi mulai pukul 09.00-15.00 Wita. “Kami akan memastikan penerapan protokol Covid-19 pada petugas, wisatawan dan penyedia jasa wisata alam serta membatasi jam kunjungan/pelayanan” sambung Dedy. Dedy menambahkan, TN Gunung Rinjani memiliki 13 destinasi wisata non pendakian dan 5 destinasi wisata pendakian yang berada di tiga kabupaten, yaitu, Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Utara. Destinasi Non Pendakian tersebut adalah Otak Kokok Joben (Joben Eco Park), Telaga Biru, Treng Wilis, Air Terjun Jeruk Manis, Gunung Kukus, Air Terjun Mayung Polak, Sebau, Savana Propok, Bukit Telaga, Jalur Sepeda Gunung Sembalun, Air Terjun Mangku Sakti, Air Terjun Tiu Ngumbak dan Torean dengan obyek daya tarik wisata berupa Air Terjun Penimbungan.

Sedangkan destinasi wisata pendakian yaitu Senaru, Torean, Sembalun, Timbanuh dan Aik Berik. Balai TN Gunung Rinjani telah membentuk tim pengawas yang akan melakukan evaluasi secara berkala. Sementara itu, hingga saat ini pihak TNGR belum membuka wisata di jalur pendakian Gunung Rinjani. “Kami masih menutup destinasi pendakian sambil menunggu hasil evaluasi tim dan arahan dari pusat serta koordinasi dengan pemerintah daerah,” tutup Dedy.

Lebih jauh Dedy Asriady menjelaskan, dibukanya destinasi wiaata TNGR merupakan langkah awal. Nantinya pelaksanaan reaktivasi tahap Iini akan dievaluasi secara berkala. Jika berjalan dengan tertib, wisata pendakian bisa dibuka juga pada tahap II nanti.

Lebih lanjut, Kepala Bidang Perlindungan Hutan Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Dinas LHK NTB, Mursal, juga menghimbau masyarakat untuk dapat sama-sama menjaga kebersihan dan keamanan destinasi wisata yang dikunjungi. Masyarakat diingatkan untuk tidak membakar hutan untuk membuka lahan dan tidak membakar sampah sembarangan atau tidak beh melakukan kegiatan yang dapat memicu kebakaran hutan.

Chat dengan Kami
Scroll to Top
Scroll to Top