Busana Muslim Mouza dari Bandung, Libatkan Perempuan Sebagai Agen Tembus Internasional

Busana Muslim Mouza dari Bandung

Bandung: 17 Maret 2021 | 5:21 pm

Dini Fitriyah warga Bandung, Jawa Barat menciptakan busana muslim dengan brand Mouza. Mouza muncul pada tahun 2016 dan dalam waktu 5 tahun, Mouza sudah menembus pasar internasional. Berbagai produknya kini bisa ditemui di Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Abu Dhabi, Oman, dan lainnya. Saat ini, Dini telah memiliki 100 karyawan dengan 8.000-an agen yang tersebar di beberapa negara.

Menariknya, 97 persen agennya adalah perempuan yang didominasi oleh ibu rumah tangga. Bukan tanpa alasan, Dini melibatkan para perempuan dalam bisnisnya. Ia ingin, Mouza memberdayakan para perempuan yang tidak bekerja sekuler. “Konsepnya membesarkan manfaat. Jadi saya tidak berjuang untuk diri sendiri, tapi kita harus ingat siapa di pinggir kita, lingkungan kita, harus benar-benar memberikan manfaat.

Modal Rp 3 juta

Dini bercerita saat mengawali bisnis Mouza dia mengeluarkan model Rp 3 juta. Saat bisnisnya mulai tumbuh, ia membuat iklan produk di media sosial. Tak lama, beberapa pesan masuk untuk menanyakan cara untuk menjadi agen Mouza. “Dulu pas awal bisnis, yang penting bisa jualan, bisa makan. Pas ada yang tanya soal keagenan, saya sok tahu, saya jawab, oh iya teh tunggu sebenar. Padahal saya enggak tahu,” ucap Dini.

Ia kemudian belajar termasuk melalui internet. Sehingga ia menggunakan distribusi Mouza dengan sistem keagenan. Syarat untuk menjadi agen Mouza adalah uang keagenan sebesar Rp 15 juta. Ia mematok harha tersebut karena tidak memiliki modal. Dengan uang Rp 15 juta, Dini bisa melunasi kain dan biaya jahit. “Alhamdulillah saya jadi enggak keluar uang,” tutur Dini.

Selamatkan banyak keluarga saat pandemic

Dini bercerita Mouza memperlihatkan pertumbuhan positif di tahun 2020 walaupun hanya 12 persen. Namun hal tersebut ia syukuri karena banyak perusahaan fesyen yang lain banyak yang gulung tikar. “Saat pandemi, Mouza tetap tumbuh, berikan reward pada agen. Karyawan juga enggak ada yang dikurangi, pemotretan pun masih full,” ucap dia. Ia juga mengatakan konsep keagenan menyelamatkan banyak keluarga saat pandemi Covid-19.

Menurut Dini, saat awal pandemi, banyak suami agen Mouza terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), penghasilan menurun, hingga masalah ekonimi lainnya. “Istrinya (para agen) menjadi tulang punggung keluarga. Alhamdulillah, keluarga para agen ini bisa bertahan dengan baik,” ucap Dini.

Chat dengan Kami
Scroll to Top
Scroll to Top